Beware of fraudulent recruiters and investment scams! They are posing as SKALE employees, and they have malicious intent. Do not engage with them. Please report these suspicious activities at hello@skale.today

3 Sebab Mengapa Beriklan di Media Cetak Tak Efektif Lagi?

Table of Contents

Berkembangan digital terus mengalami perubahan yang signifikan pada bagaimana pemilik usaha mengiklankan produk atau bisnis mereka.

Berhubungan dengan itu pula, saat ini kita akan menemui banyak perusahaan penerbitan media cetak yang mulai beralih ke sarana digital untuk melebarkan target pasar mereka, diantaranya seperti Kompas, Tempo dan masih banyak lagi.

Pada dasarnya di Indonesia jumlah pembaca surat kabar selalu rendah, ditambah dengan kolom periklanan yang terus mengalami penuruan.

Kenyataannya tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di dunia, Forbes membenarkan adanya penurunan penjualan periklanan di berita kabar disebabkan pertumbuhan era digital. Lalu apa yang membuat beriklan di media cetak tak relevan lagi saat ini ? Baca terus dibawah ini untuk cari tahu!

1. Beriklan di media cetak mahal

Kembali ke sejarah beriklan di media cetak seperti surat kabar, dimana bisa kita lihat biaya yang sangat tinggi dan terkadans sulit dijangkau banyak pihak. Tentu saja ini akan menjadi masalah juga bagi anda yang sedang baru merintis bisnis. Berbeda dengan beriklan di media digital seperti Google, Facebook, media sosial lainnya, tentu saja lebih efektif, efisien dan murah.

2. Sulit melacak jumlah jangkauan audience

[restrict]

Coba pikirkan kembali setelah membaca sebuah iklan di surat kabar, berapa banyak kemungkinan orang akan benar-benar pergi ke toko dan membelinya? Media cetak tidak benar-benar bisa memperhitungkan jumlah peminat, jumlah tayangan dan perubahan yang didapatkan.

Berbeda dengan beriklan di media digital, kita bisa melacak siapa saja, dari mana saja, jumlah viewer dalam iklan, seperapa potensial pelanggan tersebut dan mengetahui barang-barang yang banyak di minati. Bahkan kita bisa langsung membeli apa yang kita lihat pada iklan dan beberapa hari langsung bisa mendapatkannya.

Namun perlu diingat untuk sesekali masih beriklan di media cetak, mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak menggunakan smarphone, anda perlu beriklan secara offline di media cetak atau billboard.

3. Tidak dapat target pelanggan potensial dengan media cetak

Merujuk pada ungkapan dari Agency Council Forbes, dimana penurut mereka semua berhubungan dengan target pangsa pasar yang berbeda. Bagi anda pebisnis baru pastilah ingin menjangkau target pelanggan potensial dan menghasilkan tayangan berulang, sehingga memberikan best experience ketika berbelanja.

Tentu saja jika menggunakan media digital seperti Facebook, Google dan social media lainnya bisa dicapai.
Namun kembali lagi diingatkan, target pelanggan yang berbeda menuntut kita pintar-pintar memilih media beriklan yang tepat untuk produk kita. Pada beberapa jenis iklan tertentu terkadang lebih baik pada media cetak.

Bagi anda seorang pengusaha terutama pemilik usaha skala menengah dan kecil pastilah sangat mengandalkan media periklanan untuk memasarkan produk Anda. Mulai mengadaptasi periklanan secara digital juga diperlukan. Jika melihat kenyataan yang ada saat ini, dimana 85% konsumen telah memiliki smartphone dan terus menggunakannya, sangat penting bagi anda untuk mengjangkau konsumen anda pada platform dimana mereka banyak menghabiskan waktunya.

Tindakan untuk Dilakukan:

Tidak ada salahnya mulai melebarkan jangkauan pemasaran anda dengan mulai beriklan produk atau bisnis anda di media digital. Baik media surat kabar maupun media digital memiliki pangsa pasar yang berbeda.

Akan lebih baik jika dapat memanfaatkan dua media tersebut untuk memberikan kemungkinan mendapatkan pangsa pasar bahkan ke luar negeri.

 

[/restrict]

The FMCG Marketer's Guide to First-party Data Collection

Share this article:

Other articles