Sistem pembayaran non tunai saat ini terus di galangkan pemerintah Indonesia, bahkan sejak di terapkannya Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), sistem pembayaran di Indonesia mengalami perubahan. Dengan harapan bisa memberikan kemudahan pada transaksi keuangan di Indonesia dengan sistem pembayaran non-tunai.
Dan bagi pemilik usaha tentu saja pembayaran non-tunai bisa sangat mendukung jalannya bisnis dan juga lebih aman dan efisien tentunya. Namun bagaimana dengan pemilik bisnis skala kecil, apakah cocok memasukan sistem pembayaran ini sebagai cara pembayaran mereka? Untuk cari tahu jawabannya, kamu perlu perhatikan hal-hal sebelum menerima sistem pembayaran non-tunai.
Penasaran apa saja pertimbangannya itu? Baca dibawah ini!
Bisnis Skala Kecil Menyimpan Uang di Inventaris [restrict]
Inilah yang perlu diperhatikan, walaupun sistem pembayaran non-tunai memberikan kemudahan juga aman dan efisien, bagi pemilik usaha skala kecil nyatanya juga memperlukan uang tunai untuk kelangsungan bisnis mereka, seperti untuk melakukan pembelian bahan/ restock barang. Selain itu, menyediakan pembayaran tunai juga penting ketika pelanggan/pembeli hanya memiliki sistem pembayaran tunai.
Mengelola Arus Kas Keuangan Itu Penting
Perhatikan juga pengelolaan arus kas keuangan bisnis yang efisien. Awasi secara berkala perputaran arus kas keuangan, bahkan ketika kas keuangan terus meningkat. Perbaiki dan tingkatkan arus kas jika terjadi masalah. Hal ini penting untuk kelangsungan usaha kamu
Perhatikan Hal-Hal Sebelum Melakukan Penarikan Danamu
Pemilik usaha skala kecil yang telah mempertimbangkan menerima pembayaran non-tunai juga harus memperhatikan bagaimana kamu melakukan penarikan dana, tipe penerimaan dana, biaya transaksi, waktu yang dibutuhkan untuk menerima dan kebijakan pembayarannya dari bank/ penyedia pembayaran non-tunai lainnya. Hal ini penting untuk keberlangsungan bisnismu dan meminalisir bila terjadi masalah dari bank/ penyedia pembayaran non-tunai.
Contoh ketika kamu menggunakan Bank BRI, untuk melakukan settlement dari EDC BRI bisa kapan saja sesuai keinginan pemilik usaha, karena semua dilakukan oleh mereka dan membutuhkan waktu H+1 (termasuk hari libur). Penarikan dana akan otomatis masuk ke rekening BRI pemilik usaha. Begitu pula untuk pengguna Bank BNI, dimana membutuhkan waktu H+1.
Merujuk pada kebijakan gerbang pembaran nasional (GPN), Pemilik usaha tidak perlu membutuhkan banyak mesin electronic data capture (EDC) masing-masing bank di Indonesia. Untuk masalah biaya sendiri, untuk berbeda bank di kenakan biaya maksimal 1% sedangkan bank sama 0,15%.
Jenis sistem pembayaran di Indonesia :
1. Uang tunai
2. Kartu kredit
3. Kartu debit
Tingkatkan Siklus Kas Keuangan Bisnis
Jika dibandingkan cara pembayaran tunai, memang non-tunai lebih efisien terutama bagi bisnismu, oleh karena itu kamu perlu meningkatkan siklus kas keuangan bisnismu dengan menggunakan sistem pembayaran elektronik (atau non tunai). Namun kamu juga perlu perhatikan bank / penyedia sistem pembayaran yang tidak memberikan sistem pembayaran uang tunai/ kredit.
Actionable Takeaway:
Dengan memperhatikan kondisi bisnis, kamu sebagai pebisnis usaha skala kecil bisa mempertimbangkan untuk memilih menggunakan bank/ penyedia pembayaran non-tunai yang sesuai dengan model bisnismu.